top of page

Waspada Terhadap Bahaya Air Minum Kemasan Yang Terpapar Panas!

Pentingnya Konsumsi Air Minum Secara Rutin

Pentingnya Konsumsi Air

Air Minum merupakan larutan yang diperlukan tubuh manusia untuk memenuhi kebutuhan cairannya. Faktanya, air merupakan zat yang mutlak dibutuhkan oleh tubuh. Tidak hanya karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, air juga salah satu elemen penting yang membangun tubuh manusia. Kandungan air dalam tubuh manusia mencapai 60-70% dari total massa tubuh yang menjadi unsur dasar dalam proses metabolisme tubuh. Air menjadi pelarut berbagai reaksi kimia dalam metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Kandungan air dalam tubuh lebih dapat mendukung pembentukan energi daripada zat makanan lainnya. Faktanya, manusia normal dapat bertahan hidup hingga tiga minggu tanpa makanan, namun hanya dapat bertahan selama 100 jam atau 4 hari tanpa air. Maka dari itu air juga dikatakan sebagai senyawa penting kedua setelah oksigen karena manusia tidak bisa bertahan hidup tanpa air minum.


Dewasa ini, berbagai produk air minum kemasan beredar di pasaran sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air minum. Namun, sebelum beredarnya air kemasan, orang-orang menggunakan sumber mata air murni seperti air sumur, air sungai dan air hujan. Namun seiring perkembangan zaman, berbagai sumber air mulai tercemar. Berbagai penyakit pencernaan disebabkan akibat konsumsi air minum dari sumber air tercemar. Permasalah tersebut mulai mendorong berkembangnya air minum dalam kemasan yang memiliki kualitas lebih layak untuk keperluan konsumsi. Di Indonesia, air minum mulai dikenal pada tahun 1900-an yang pertama kali dikemukakan oleh Hendrik Dreerk Tillema. Hingga kini, tidak hanya satu, namun puluhan brand air minum dalam kemasan mulai berkembang di pasaran dengan bahan kemasan yang beragam. Simak informasi terkait jenis kemasan yang digunakan dalam produk air minum di pasaran mulai dari yang paling ramah lingkungan hingga yang paling berbahaya bagi lingkungan.


Jenis Air Minum Kemasan yang Beredar di Pasaran


Air Minum dalam Kemasan Karton

Air Minum Kemasan Karton

Kemasan karton merupakan salah satu jenis bahan kemasan yang paling ramah lingkungan. Bahan dasar paper board dalam karton memiliki rasio daur ulang sebesar 84% sehingga mudah untuk didaur ulang. Kemasan karton ini sudah lumayan lumrah digunakan dalam kemasan air kelapa yang beredar dipasaran. Tidak kalah dengan kemasan plastik, air dalam kemasan karton dimurnikan dengan filtrasi ultraviolet, karbon dan reverse-osmosis sehingga kualitasnya sangat terjaga. Namun, bahan karton cenderung mengalami kebocoran karena sifat materialnya yang kurang kokoh dan kurang tahan terhadap air. Hal ini menciptakan peluang terjadinya kontaminasi air akibat kebocoran selama proses distribusi. Walaupun air minum dalam kemasan karton menjadi salah satu solusi pemenuhan air minum yang ramah lingkungan, namun harga produk ini terbilang cukup mahal dibandingkan air kemasan plastik sehingga kurang diminati oleh masyarakat.


Air Minum dalam Kemasan Kaleng

Air Minum Kemasan Kaleng

Selain berbahan karton, beberapa produk air juga hadir dalam kemasan kaleng berbahan dasar aluminium. Kemasan kaleng biasa dijumpai pada berbagai minuman berkarbonasi seperti soda atau sparkling water. Seiring waktu, beberapa brand ternama mulai mengeluarkan air dalam kemasan kaleng. Bahan kaleng terbilang lebih ramah lingkungan dibandingkan plastik dengan rata-rata rasio daur ulang sebesar 68%. Kandungan aluminium dalam kaleng dapat melindungi rasa dan kesegaran pada minuman. Namun, perlu diketahui bahwa produksi aluminium primer memakan energi listrik yang cukup besar sehingga cenderung lebih mahal. Bahan ini juga menghasilkan pelepasan emisi kimia yang tidak ramah lingkungan. Rata-rata kemasan kaleng menyumbang dua kali lipat emisi dibandingkan produksi botol plastik yang dalam jangka waktu panjang dapat mempengaruhi ketahanan lapisan ozon di bumi.


Air Minum dalam Kemasan Plastik

Air Minum Kemasan Plastik

Bahan terakhir yang sangat marak digunakan di pasaran yaitu plastik. Berbeda dengan air kemasan karton atau kemasan kaleng, air kemasan plastik memiliki berbagai pilihan ukuran sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Mulai dari kemasan gelas dengan kapasitas 220 ml hingga kemasan galon dengan kapasitas 19 liter (19.000 ml) dapat dengan mudah dijumpai di pasaran. Namun, sisi gelap dari bahan plastik ini adalah rasio daur ulang yang cukup rendah dengan persentase sebesar 3%. Walaupun produksi plastik menghasilkan emisi yang lebih rendah dari kaleng, akan tetapi bahan plastik memiliki jejak air (water footprint) yang cukup tinggi. Dibutuhkan setidaknya 3x lipat air untuk memproduksi satu air kemasan plastik yang hanya menampung 1/3 air minum. Air yang tersimpan dalam kemasan plastik juga tidak 100% aman untuk dikonsumsi. Mengapa?


Secara umum, kemasan plastik mengandung zat kimia yang bernama BPA atau bisphenol A yang merupakan bahan dasar pembuatan plastik polikarbonat dan resin epoxy yang ditemukan dalam kemasan makanan atau minuman berbahan dasar plastik. Tanpa penggunaan yang tepat, zat kimia yang terkandung dalam kemasan ini dapat terurai dan mengontaminasi makanan atau minuman di dalam kemasan. Paparan dari bahan kimia ini tidak langsung memberikan dampak negatif bagi tubuh. Namun, jika produk utama yang dikemas berupa air minum yang dikonsumsi setiap hari, zat kimia ini dapat mengganggu kesehatan tubuh dalam jangka waktu panjang.


Air Kemasan yang Terpapar Panas

Beberapa kemasan botol plastik yang beredar dipasaran memiliki kadar BPA yang berada dibawah standar yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Namun, beberapa kondisi tertentu dapat memicu kemungkinan terurainya kandungan BPA ke dalam makanan atau minuman yang dikonsumsi. Selain plastik, beberapa kaleng kemasan makanan dan minuman juga mengandung BPA. Temperatur menjadi salah satu indikator yang perlu diperhatikan dalam menyimpan botol plastik. Semakin panas temperatur, maka semakin banyak kandungan berbahaya dalam plastik yang dapat larut dalam makanan atau air minum. Para peneliti menyebutkan bahwa temperatur penyimpanan air kemasan plastik yang disarankan adalah pada suhu 70 derajat fahrenheit atau 21 derajat celcius. Faktanya, saat musim kemarau di Indonesia, suhu ruangan bisa mencapai 23-34 derajat celcius. Paparan sinar matahari turut berkontribusi dalam meningkatkan kemungkinan pelepasan zat kimia berbahaya dari plastik.


Beberapa kebiasaan sehari-hari yang tidak disadari dapat menjadi pemicu utama kontaminasi makanan dan minuman yang dikonsumsi. Bagi anda yang sering berkendara dan meninggalkan botol plastik di kendaraan, anda perlu waspada. Suhu dalam kendaraan bisa mencapai 150 derajat fahrenheit atau 65 derajat celcius. Anda juga harus waspada terhadap anjuran penggunaan microwave atau alat pemanas yang anda gunakan. Anda harus membedakan beberapa jenis bahan yang aman untuk penggunaan microwave. Sangat tidak disarankan untuk memanaskan kemasan plastik/kaleng tanpa microwave-safe symbol untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi.

Bahaya AIr Minum Kemasan

Para ilmuwan menemukan tingkat antimon yang tinggi dalam air kemasan plastik yang terpapar panas. Bahkan beberapa plastik kemasan yang mengklaim “BPA-free” tidak sepenuhnya aman. Faktanya berbagai kemasan dengan klaim BPA-free menggunakan alternatif seperti BPS (bisphenol S), BPF (bisphenol F) dan diphenyl sulphone yang cenderung memiliki sifat sangat mirip sehingga tetap memiliki dampak negatif bagi tubuh.


Penyakit Akibat Konsumsi Air Minum yang Terpapar Panas

Terurainya zat kimia pada botol plastik akibat paparan panas dapat menyebabkan berbagai penyakit. Kandungan BPA dapat mengganggu perkembangan janin yang disalurkan melalui plasenta dari sang ibu kepada janin. Kandungan BPA dapat mengganggu kinerja dari hormon endokrin yang berperan dalam proses reproduksi. Kandungan BPA yang tinggi dapat mengganggu struktur dan fungsi otak pada anak hingga gangguan emosional yang mayoritas menyerang anak usia 3 tahun kebawah. Di sisi lain, BPA juga dapat mengganggu kesehatan remaja seperti infertilitas, gangguan kelenjar prostat hingga kanker payudara. Dalam jangka waktu yang lama, paparan kandungan BPA dapat mengganggu fungsi hati, kelenjar tiroid, hingga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia. Anda dapat menghindari berbagai penyakit tersebut dengan mengganti kemasan air minum anda dengan kemasan multi-use atau kemasan serbaguna dengan bahan dasar metal atau stainless steel yang tahan terhadap panas dan aman bagi tubuh.


140 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page