Air merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting bagi manusia dan keseimbangan lingkungan. Kondisi kurangnya sumber daya air yang diperlukan untuk memenuhi standar kebutuhan air disebut krisis air. World Water Council menyebutkan bahwa krisis air juga sering disebabkan oleh ketidakseimbangan antara penggunaan air dan suplai air yang ada. Hal ini dapat disebabkan karena lonjakan permintaan air yang diikuti dengan berbagai kegiatan eksploitasi sumber daya air. Namun perlu digaris bawahi bahwa krisis air dalam hal ini tidak hanya mengacu pada kebutuhan air secara umum, namun juga kebutuhan air layak konsumsi. Berbagai sumber air alami yang tersebar di perkotaan seperti sungai dan waduk sekilas memiliki debit air yang cukup, namun memiliki kualitas tidak layak untuk digunakan untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci bahan makanan, hingga untuk dikonsumsi secara langsung. Namun apa yang menyebabkan terjadinya krisis air bersih?
Penyebab Krisis Air Bersih
1. Lonjakan Pertumbuhan Penduduk
Hasil sensus penduduk tahun 2020 oleh Badan Pusat Statistik Indonesia menunjukan peningkatan laju pertumbuhan mencapai 1,1% per tahun. Bahkan dalam ruang lingkup global Indonesia menempati posisi keempat dengan populasi tertinggi sedunia. Menurut data dari World Bank jumlah penduduk indonesia setara dengan 3,51% dari total populasi dunia. Bertambahnya populasi mengindikasi berkurangnya persediaan sumber daya alam di bumi, salah satunya air. Meningkatnya kepadatan penduduk mengharuskan masyarakat melakukan berbagai aktivitas yang membahayakan alam seperti deforestasi yang secara langsung mempengaruhi cadangan air tanah
2. Kurangnya Pemerataan Pasokan Air
Krisis air dapat disebabkan oleh kurang meratanya distribusi air oleh pihak berwenang, dalam hal ini adalah PDAM/Perusahaan Daerah Air Minum yang bergerak dibidang pelayanan air minum. Di sisi lain, kurangnya infrastruktur mendukung di beberapa lokasi yang kurang strategis juga menjadi permasalahan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air. Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau, pemenuhan akses air menjadi tantangan yang cukup berat. Beberapa lokasi pedalaman juga cenderung memiliki medan yang sulit untuk dijangkau sehingga mempersulit instalasi infrastruktur dan perawatan untuk memastikan kualitas air.
3. Aktivitas Eksploitasi Air
Tidak jarang beberapa oknum perusahaan air mineral melakukan eksploitasi terhadap sumber air dengan pemanfaatan yang dilakukan secara terus menerus melebihi daya pulih yang dimiliki oleh tanah. UU No 7 tahun 2004 pasal 34 menyatakan bahwa penggunaan air tanah sebagai sumber daya air yang terbatas harus dilaksanakan tanpa merusak keseimbangan lingkungan hidup. Eksploitasi air tanah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan seperti penurunan jumlah debit air dan kualitas air.
Berdasarkan faktor diatas, dapat disimpulkan bahwa beberapa permasalahan pokok terhadap ketersediaan air di Indonesia diantaranya tingginya permintaan masyarakat akibat lonjakan penduduk, tingkat pelayanan air bersih yang masih rendah, kualitas air bersih yang masih kurang layak, dan kurangnya infrastruktur yang mendukung penyediaan air bersih. Lalu apa dampak dari krisis air bersih terhadap aspek kehidupan?
Dampak Krisis Air Bersih terhadap Aspek Kehidupan
1. Krisis Sosial bagi Wanita (Women Crisis)
Perempuan dalam rumah tangga secara tidak langsung terkena imbas dari dampak krisis air bersih. Wanita cenderung memiliki peran dan tanggung jawab untuk memenuhi persediaan air di rumah tangga bagi keluarga baik untuk minum, memasak, dan mandi. Kurangnya akses air bersih mengharuskan beberapa ibu rumah mengumpulkan air melalui sumur atau menampung air hujan dan merebus air tersebut untuk kebutuhan konsumsi. Secara kolektif Ibu rumah tangga di seluruh dunia setidaknya menghabiskan 200 juta jam setiap harinya untuk berdiri dalam antrian, menimba air, ataupun menempuh jarak yang jauh dalam memenuhi kebutuhan air Ketersediaan akses air bersih dapat memberikan kesempatan bagi ibu rumah tangga di seluruh dunia untuk bekerja, bersekolah dan mengurus keluarga secara maksimal.
2. Krisis Kesehatan
Rendahnya kualitas air yang digunakan untuk kegiatan sehari hari dan dikonsumsi memberikan dampak yang besar bagi kesehatan. Berbagai penyakit bersumber dari krisis air bersih seperti penyakit stunting pada anak, penyakit ginjal, penyakit kulit, hingga diare. Setidaknya satu juga jiwa harus melayang setiap tahun akibat penyakit terkait kebersihan yang disebabkan oleh kurangnya air bersih dan sanitasi yang mendukung. Pemenuhan akses air bersih dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan dan berdampak pada penurunan angka kematian ibu dan anak. Semanjak pandemi Covid 19, Inonesia Water Institute menyebutkan bahwa krisis air bersih juga kian meningkat akibat perubahan pola pemakaian air masyarakat yang mencapai 3-5 kali lipat lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi. Sehingga masyarakat harus lebih bijak dalam mengkonsumsi air untuk mengurangi dampak krisis air. Berikut adalah perbandingan penggunaan air masyarakat sebelum dan selama pandemi:
3. Krisis Ekonomi
Waktu yang dihabiskan untuk mengumpulkan air dan pemenuhan sanitasi secara tidak langsung menghasilkan jutaan peluang ekonomi yang hilang. Sehingga secara tidak langsung krisis air bersih berpengaruh terhadap meningkatnya kemiskinan. Krisis air mempengaruhi kegiatan ekonomi khususnya masyarakat yang bergerak di sektor agrikultur. Kelangkaan air khususnya pada musim kemarau dapat mempengaruhi hasil cocok tanam petani sehingga mereka kehilangan sumber pendapatan. Water Organization menyebutkan $1 yang diinvestasikan dalam water and sanitasi akan memberikan pengembalian ekonomi sebesar 4 kali lipat (mulai dari peluang kerja yang lebih tinggi hingga menurunya biaya kesehatan yang harus ditanggung).
4. Krisis Lingkungan
Krisis air berdampak pada berkurangnya lahan basah yang merupakan ekosistem bencana alam seperti banjir akibat menurunnya kemampuan tanah untuk menahan air. Lahan basah merupakan salah satu ekosistem dunia yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. UN Climate Change melaporkan bahwa terjadi degradasi lahan basah di dunia tiga kali lebih cepat dibandingkan penurunan fungsi hutan. Hal ini dapat merusak keseimbangan ekosistem. Kurangnya kandungan air di bumi juga mempengaruhi berbagai organisme lain yang juga bergantung dengan sumber daya air untuk melangsungkan kehidupan. Kematian fauna dan fauna akibat krisis air akan mempengaruhi piramida makanan dalam ekosistem.
Melihat berbagai dampak yang disebabkan oleh krisis air bersih, bagaimana cara mengurangi dampak tersebut? Jika kita kembali pada salah satu faktor penyebab krisis air yaitu adanya eksploitasi cadangan air tanah. Perlu diketahui bahwa ada berbagai jenis sumber air lainnya seperti air hujan, air sumur, air keran, dan air danau. Pemanfaatan alternatif sumber air dapat membantu kita mengurangi penyebab krisis air bersih. Namun tidak hanya sampai disana, beberapa teknologi alternatif juga dapat membantu kita dalam pengolahan air menjadi air bersih yang layak untuk dikonsumsi seperti filter air keramik.
Filter air dari Terra Water Indonesia memberikan kemudahan bagi ibu rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan air rumah tangga sehingga mengurangi dampak sosial akibat krisis air bersih. Ibu rumah tangga dapat memanfaatkan waktu yang digunakan untuk mengumpulkan dan merebus air dengan kegiatan yang dapat menunjang perekonomian keluarga. Tidak perlu diragukan lagi, hasil filtrasi dari filter Terra juga terbukti bebas dari bakteri dan virus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Filter ini sudah teruji secara klinis dibawah standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sehingga sangat aman untuk digunakan. FIlter terra secara langsung mendorong pengurangan aktivitas yang eksploitasi sumber air yang sangat beresiko dalam mengganggu keseimbangan lingkungan. Pemilihan produk filter yang tepat dapat memberikan kontribusi bagi pengurangan dampak negatif dari krisis air.
Comments